Satu minggu lebih yang lalu saya mengalami demam yang cukup lama dan mengesalkan. Hampir 5 hari demam, dan yang paling parah pada 2 hari awal yang sampai membuat saya tidak bisa tidur. Di hari keempat saya baru ke dokter lalu cek darah dan ternyata obatnya hanyalah paracetamol dan vitamin. Dua hari sebelum ke dokter juga sudah minum itu, artinya saya harus bersabar dan berdoa saja supaya lekas sembuh. Hari Kamis minggu lalu saya sudah sembuh, saat itu pagi harinya saya langsung berangkat ke Garut untuk mengerjakan pekerjaan di Sekda Garut. Saya berpikir tampaknya tidak melakukan apa-apa itu cuma dapat dilakukan ketika sakit.
Ada beberapa hal yang saya amati selama sakit yang saya rasa cukup lama membuang waktu ini. Waktu sakit itu biasanya pikiran-pikiran negatif sangat mudah muncul dan menjadi lebih emosional. Selain itu saya menjadi sering mengingat dosa dan kesalahan yang lalu-lalu. :'( Menyadari hal tersebut, sebaiknya saat sakit kita tetap berpikir yang baik-baik dan sabar karena itu lebih berdampak baik untuk kesembuhan. Selain itu kita harus selalu mensyukuri nikmat sehat dengan bekerja dengan sebaik-baiknya sebelum tiba waktu sakit. Sakit ini pun memberi pembelajaran buat saya.
Lalu, bagaimana sakit menurut Islam. Saya pun mencari artikel-artikel terkait. Menurut artikel ini menyebutkan ada lima keutamaan sakit menurut Islam yaitu sebagai berikut.
- Menghapus DosaHal ini berdasarkan hadist berikut, “Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari).
- Tetap Mendapatkan Pahala Dari Amal Kebaikan Yang Biasa Dilakukannya Diwaktu Sehat
Rasulullah Saw bersabda:“Apabila salah seorang hamba sakit atau bepergian (safar), maka Allah mancatat pahalanya seperti pahala amal yang dikerjakannya sewaktu ia tidak bepergian atau sehat.” (HR. Bukhari).Di dalam hadist lain, Rasulullah Saw bersabda yang menguatkan hadits di atas:
“Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan suatu kebaikan, maka Allah berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hamba-Ku pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah). - Memperoleh Pahala Kebaikan
Rasulullah Saw bersabda:“Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari).Di dalam hadits lain yang senada tentang ini, Rasulullah Saw bersabda:
Barangsisapa dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya, maka dia (diuji) dengan suatu musibah. (HR. Bukhari). - Memperoleh Derajat Yang Tinggi di Sisi Allah SWT
Rasulullah saw bersabda:“Wabah adalah syahadah (mati syahid) bagi setiap muslim.”(HR. Bukhari)Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:
“Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya, maka Allah menguji dan mencobanya agar dia dapat mencapai derajat itu.” (HR. Thabrani) - Memperoleh Ganjaran Berupa Surga
Rasulullah saw bersabda:“Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku ganti kedua matanya itu dengan surga.” (HR. Ahmad).
Ada juga pendapat dari Ibnu Qayyim tentang sakit yaitu,
“Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Oleh karena itu, musibah dalam bentuk apa pun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya, akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan, pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha.“
Menurut artikel ini, ada cara agar sakit yang diderita menjadi karunia dan memiliki hikmah yang tinggi.
Pertama, terimalah segala sesuatu dengan ikhlas. Selalu percaya bahwa segala sesuatu adalah kehendak Allah SWT. "Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan seizin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun: 11)
Kedua, sabar ketika ditimpa penyakit. Boleh jadi penyakit yang menimpa kita merupakan ujian yang diberikan oleh Allah SWT. sebagai salah satu cara untuk mengetahui kadar keimanan kita. “Sesungguhnya Allah Azza wa jalla jika mencintai suatu kaum, Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barang siapa marah, maka dia pun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya.” (HR. Ahmad)
Ketiga, berobat. Hal ini merapakan salah satu bentuk ikhtiar jika kita ditimpa penyakit sebab kita tak dianjurkan membiarkan sakit kita bertambah parah tanpa diobati.
“Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Oleh karena itu, musibah dalam bentuk apa pun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya, akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan, pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha.“
Menurut artikel ini, ada cara agar sakit yang diderita menjadi karunia dan memiliki hikmah yang tinggi.
Pertama, terimalah segala sesuatu dengan ikhlas. Selalu percaya bahwa segala sesuatu adalah kehendak Allah SWT. "Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan seizin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun: 11)
Kedua, sabar ketika ditimpa penyakit. Boleh jadi penyakit yang menimpa kita merupakan ujian yang diberikan oleh Allah SWT. sebagai salah satu cara untuk mengetahui kadar keimanan kita. “Sesungguhnya Allah Azza wa jalla jika mencintai suatu kaum, Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barang siapa marah, maka dia pun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya.” (HR. Ahmad)
Ketiga, berobat. Hal ini merapakan salah satu bentuk ikhtiar jika kita ditimpa penyakit sebab kita tak dianjurkan membiarkan sakit kita bertambah parah tanpa diobati.
Comments
Post a Comment